Real Madrid
adalah klub tersukses sepanjang sejarah sepak bola Eropa. Sulit
memungkiri fakta tersebut. Raihan gelar kub berjuluk Los Merengues ini
jadi indikator. Sembilan trofi Piala/Liga Champions milik Madrid
merupakan yang terbanyak diantara tim-tim Eropa lainnya. Begitu juga di
pentas domestik, Madrid telah memenangkan 31 gelar Liga Spanyol, selisih
10 dengan pesaing terdekat, Barcelona.
Era kejayaan Real Madrid diawali pada masa kepemimpinan presiden Santiago Bernabeu Yeste pada 1945. Kedatangan Bernabeu membawa aura positif pada klub asal ibu kota itu. Komplek latihan Ciudad Deportiva kembali dibangun setelah hancur saat perang saudara. Pemain-pemain bintang mulai berdatangan, salah satunya adalah Alfredo Di Stefano.
Hasilnya luar biasa. Madrid mendominasi Benua Biru selama setengah dekade. Trofi Piala Champions jatuh ke pangkuan Madrid lima tahun beruntun. Real Madrid juga meraih 16 gelar Liga Spanyol pada masa kepemimpinan Bernabeu.
Bernabeu tak hanya mengantarkan Real Madrid ke puncak kejayaan. Ia juga punya sumbangsih besar terhadap perkembangan sepak bola Eropa. Pertemuannya dengan Bedrignan, dan Gusztáv Sebes di Hotel Ambassador, Paris, jadi asal muasal turnamen yang kini dikenal dengan nama Liga Champions.
Sukses kembali terulang pada masa kepemimpinan Lorenzo Sanz yang dilanjutkan oleh Florentino Perez. Kejelian Sanz menunjuk Fabio Capello sebagai pelatih berbuah manis. Mereka mengakhiri puasa gelar Liga Champions selama 32 tahun. Pada partai final Liga Champions 1997, Madrid sukses menundukkan Juventus 1-0 dan menggondol si “Kuping Besar” untuk kali ketujuh.
Pada tahun 2000, Florentino Perez terpilih menggantikan Lorenzo Sanz. Perez menerapkan proyek Los Galacticos demi melanjutkan supremasi Eropa. Pemain berbanderol selangit seperti Luis Figo, Roberto Carlos dan Zinedine Zidane datang ke Santiago Bernabeu. Hasilnya, trofi Liga Champions kembali dimenangkan pada tahun 2000 dan 2002. Tahun berikutnya, Madrid juga menjuarai Liga Spanyol.
Kini, Real Madrid masih berada di bawah bayang-bayang rival bubuyutan, Barcelona yang mendominasi Spanyol sekaligus Eropa. Tak heran, Perez yang kembali ke kursi presiden pada 2009 kembali jor-joran membeli pemain. Pemain bintang sekaliber Kaka dan Cristiano Ronaldo ditembus dengan banderol mahal. Namun, hasil belum sesuai dengan ekspektasi. Madrid baru meraih satu trofi Copa Del Rey pada rezim kedua Florentino Perez.
Era kejayaan Real Madrid diawali pada masa kepemimpinan presiden Santiago Bernabeu Yeste pada 1945. Kedatangan Bernabeu membawa aura positif pada klub asal ibu kota itu. Komplek latihan Ciudad Deportiva kembali dibangun setelah hancur saat perang saudara. Pemain-pemain bintang mulai berdatangan, salah satunya adalah Alfredo Di Stefano.
Hasilnya luar biasa. Madrid mendominasi Benua Biru selama setengah dekade. Trofi Piala Champions jatuh ke pangkuan Madrid lima tahun beruntun. Real Madrid juga meraih 16 gelar Liga Spanyol pada masa kepemimpinan Bernabeu.
Bernabeu tak hanya mengantarkan Real Madrid ke puncak kejayaan. Ia juga punya sumbangsih besar terhadap perkembangan sepak bola Eropa. Pertemuannya dengan Bedrignan, dan Gusztáv Sebes di Hotel Ambassador, Paris, jadi asal muasal turnamen yang kini dikenal dengan nama Liga Champions.
Sukses kembali terulang pada masa kepemimpinan Lorenzo Sanz yang dilanjutkan oleh Florentino Perez. Kejelian Sanz menunjuk Fabio Capello sebagai pelatih berbuah manis. Mereka mengakhiri puasa gelar Liga Champions selama 32 tahun. Pada partai final Liga Champions 1997, Madrid sukses menundukkan Juventus 1-0 dan menggondol si “Kuping Besar” untuk kali ketujuh.
Pada tahun 2000, Florentino Perez terpilih menggantikan Lorenzo Sanz. Perez menerapkan proyek Los Galacticos demi melanjutkan supremasi Eropa. Pemain berbanderol selangit seperti Luis Figo, Roberto Carlos dan Zinedine Zidane datang ke Santiago Bernabeu. Hasilnya, trofi Liga Champions kembali dimenangkan pada tahun 2000 dan 2002. Tahun berikutnya, Madrid juga menjuarai Liga Spanyol.
Kini, Real Madrid masih berada di bawah bayang-bayang rival bubuyutan, Barcelona yang mendominasi Spanyol sekaligus Eropa. Tak heran, Perez yang kembali ke kursi presiden pada 2009 kembali jor-joran membeli pemain. Pemain bintang sekaliber Kaka dan Cristiano Ronaldo ditembus dengan banderol mahal. Namun, hasil belum sesuai dengan ekspektasi. Madrid baru meraih satu trofi Copa Del Rey pada rezim kedua Florentino Perez.
Real Madrid adalah klub tersukses sepanjang sejarah sepak bola Eropa. Sulit memungkiri fakta tersebut. Raihan gelar kub berjuluk Los Merengues ini jadi indikator. Sembilan trofi Piala/Liga Champions milik Madrid merupakan yang terbanyak diantara tim-tim Eropa lainnya. Begitu juga di pentas domestik, Madrid telah memenangkan 31 gelar Liga Spanyol, selisih 10 dengan pesaing terdekat, Barcelona.
Era kejayaan Real Madrid diawali pada masa kepemimpinan presiden Santiago Bernabeu Yeste pada 1945. Kedatangan Bernabeu membawa aura positif pada klub asal ibu kota itu. Komplek latihan Ciudad Deportiva kembali dibangun setelah hancur saat perang saudara. Pemain-pemain bintang mulai berdatangan, salah satunya adalah Alfredo Di Stefano.
Hasilnya luar biasa. Madrid mendominasi Benua Biru selama setengah dekade. Trofi Piala Champions jatuh ke pangkuan Madrid lima tahun beruntun. Real Madrid juga meraih 16 gelar Liga Spanyol pada masa kepemimpinan Bernabeu.
Bernabeu tak hanya mengantarkan Real Madrid ke puncak kejayaan. Ia juga punya sumbangsih besar terhadap perkembangan sepak bola Eropa. Pertemuannya dengan Bedrignan, dan Gusztáv Sebes di Hotel Ambassador, Paris, jadi asal muasal turnamen yang kini dikenal dengan nama Liga Champions.
Sukses kembali terulang pada masa kepemimpinan Lorenzo Sanz yang dilanjutkan oleh Florentino Perez. Kejelian Sanz menunjuk Fabio Capello sebagai pelatih berbuah manis. Mereka mengakhiri puasa gelar Liga Champions selama 32 tahun. Pada partai final Liga Champions 1997, Madrid sukses menundukkan Juventus 1-0 dan menggondol si “Kuping Besar” untuk kali ketujuh.
Pada tahun 2000, Florentino Perez terpilih menggantikan Lorenzo Sanz. Perez menerapkan proyek Los Galacticos demi melanjutkan supremasi Eropa. Pemain berbanderol selangit seperti Luis Figo, Roberto Carlos dan Zinedine Zidane datang ke Santiago Bernabeu. Hasilnya, trofi Liga Champions kembali dimenangkan pada tahun 2000 dan 2002. Tahun berikutnya, Madrid juga menjuarai Liga Spanyol.
Kini, Real Madrid masih berada di bawah bayang-bayang rival bubuyutan, Barcelona yang mendominasi Spanyol sekaligus Eropa. Tak heran, Perez yang kembali ke kursi presiden pada 2009 kembali jor-joran membeli pemain. Pemain bintang sekaliber Kaka dan Cristiano Ronaldo ditembus dengan banderol mahal. Namun, hasil belum sesuai dengan ekspektasi. Madrid baru meraih satu trofi Copa Del Rey pada rezim kedua Florentino Perez.
Real Madrid adalah klub tersukses sepanjang sejarah sepak bola Eropa. Sulit memungkiri fakta tersebut. Raihan gelar kub berjuluk Los Merengues ini jadi indikator. Sembilan trofi Piala/Liga Champions milik Madrid merupakan yang terbanyak diantara tim-tim Eropa lainnya. Begitu juga di pentas domestik, Madrid telah memenangkan 31 gelar Liga Spanyol, selisih 10 dengan pesaing terdekat, Barcelona.
Era kejayaan Real Madrid diawali pada masa kepemimpinan presiden Santiago Bernabeu Yeste pada 1945. Kedatangan Bernabeu membawa aura positif pada klub asal ibu kota itu. Komplek latihan Ciudad Deportiva kembali dibangun setelah hancur saat perang saudara. Pemain-pemain bintang mulai berdatangan, salah satunya adalah Alfredo Di Stefano.
Hasilnya luar biasa. Madrid mendominasi Benua Biru selama setengah dekade. Trofi Piala Champions jatuh ke pangkuan Madrid lima tahun beruntun. Real Madrid juga meraih 16 gelar Liga Spanyol pada masa kepemimpinan Bernabeu.
Bernabeu tak hanya mengantarkan Real Madrid ke puncak kejayaan. Ia juga punya sumbangsih besar terhadap perkembangan sepak bola Eropa. Pertemuannya dengan Bedrignan, dan Gusztáv Sebes di Hotel Ambassador, Paris, jadi asal muasal turnamen yang kini dikenal dengan nama Liga Champions.
Sukses kembali terulang pada masa kepemimpinan Lorenzo Sanz yang dilanjutkan oleh Florentino Perez. Kejelian Sanz menunjuk Fabio Capello sebagai pelatih berbuah manis. Mereka mengakhiri puasa gelar Liga Champions selama 32 tahun. Pada partai final Liga Champions 1997, Madrid sukses menundukkan Juventus 1-0 dan menggondol si “Kuping Besar” untuk kali ketujuh.
Pada tahun 2000, Florentino Perez terpilih menggantikan Lorenzo Sanz. Perez menerapkan proyek Los Galacticos demi melanjutkan supremasi Eropa. Pemain berbanderol selangit seperti Luis Figo, Roberto Carlos dan Zinedine Zidane datang ke Santiago Bernabeu. Hasilnya, trofi Liga Champions kembali dimenangkan pada tahun 2000 dan 2002. Tahun berikutnya, Madrid juga menjuarai Liga Spanyol.
Kini, Real Madrid masih berada di bawah bayang-bayang rival bubuyutan, Barcelona yang mendominasi Spanyol sekaligus Eropa. Tak heran, Perez yang kembali ke kursi presiden pada 2009 kembali jor-joran membeli pemain. Pemain bintang sekaliber Kaka dan Cristiano Ronaldo ditembus dengan banderol mahal. Namun, hasil belum sesuai dengan ekspektasi. Madrid baru meraih satu trofi Copa Del Rey pada rezim kedua Florentino Perez.
0 komentar:
Posting Komentar