JUAL TAS DAN JAM TANGAN ONLIN pin BB : 26781074 / 75c862b0

Sabtu, 13 Oktober 2012

KOTA KEDIRI

KOTA KEDIRI


Kali ini saya akan posting tentang kota kelahiran saya yaitu kota kediri......
Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Kediri dengan luas wilayah 63,40 Km terbelah Sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer.

Kota Kediri  dinobatkan sebagai peringkat pertama Indonesia Most Recommended City for Investment pada tahun 2010 berdasarkan survey oleh SWA yang dibantu oleh Business Digest, unit bisnis riset grup SWA. Hal ini semakin menguatkan posisi Kota Kediri sebagai kota terbaik untuk berbisnis dan berinvestasi. Di kota ini jugalah, pabrik rokok kretek PT. Gudang Garam berdiri dan berkembang.

Sejarah

Awal mula Kediri sebagai pemukiman perkotaan dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari Kahuripan ke Dahanapura, menurut Serat Calon Arang. Dahanapura ("Kota Api") selanjutnya lebih dikenal sebagai Daha. Sepeninggal Airlangga, wilayah Medang dibagi menjadi dua: Panjalu di barat dan Janggala di timur. Daha menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan Kahuripan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala. Panjalu oleh penulis-penulis periode belakangan juga disebut sebagai Kerajaan Kadiri/Kediri, dengan wilayah kira-kira Kabupaten Kediri sampai Kabupaten Madiun sekarang.

Semenjak Kerajaan Tumapel (Singasari) menguat, ibukota Daha diserang dan kota ini menjadi kedudukan raja vazal, yang terus berlanjut hingga Majapahit, Demak, dan Mataram.

Kediri jatuh ke tangan VOC sebagai konsekuensi Geger Pecinan. Jawa Timur pada saat itu dikuasai Cakraningrat IV, adipati Madura yang memihak VOC dan menginginkan bebasnya Madura dari Kasunanan Kartasura. Karena Cakraningrat IV keinginannya ditolak oleh VOC, ia memberontak. Pemberontakannya ini dikalahkan VOC, dibantu Pakubuwana II, sunan Kartasura. Sebagai pembayaran, Kediri menjadi bagian yang dikuasai VOC. Kekuasaan Belanda atas Kediri terus berlangsung sampai Perang Kemerdekaan Indonesia.

Perkembangan Kota Kediri menjadi swapraja dimulai ketika diresmikannya Gemeente Kediri pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan Staasblad (Lembaran Negara) no. 148 tertanggal 1 Maret 1906[4]. Gemeente ini menjadi tempat kedudukan Residen Kediri dengan sifat pemerintahan otonom terbatas dan mempunyai Gemeente Raad ("Dewan Kota"/DPRD) sebanyak 13 orang, yang terdiri dari delapan orang golongan Eropa dan yang disamakan (Europeanen), empat orang Pribumi (Inlanders) dan satu orang Bangsa Timur Asing. Sebagai tambahan, berdasarkan Staasblad No. 173 tertanggal 13 Maret 1906 ditetapkan anggaran keuangan sebesar f. 15.240 dalam satu tahun. Baru sejak tanggal 1 Nopember 1928 berdasarkan Stbl No. 498 tanggal 1 Januari 1928, Kota Kediri menjadi "Zelfstanding Gemeenteschap" ("kota swapraja" dengan menjadi otonomi penuh).

Kediri pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 menjadi salah satu titik rute gerilya Panglima Besar Jendral Sudirman.

Kediri pun mencatat sejarah yang kelam juga ketika era Pemberontakan G30S PKI karena banyak penduduk Kediri yang ikut menjadi korbannya.
Geografi

Kota berpenduduk 267.435 (2010) jiwa ini berjarak ±128 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur terletak antara 07°45'-07°55'LS dan 111°05'-112°3' BT.[5] Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%

Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan Kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).

Secara administratif, Kota Kediri dibagi 3 kecamatan yaitu

    Kecamatan Mojoroto (barat),
    Kecamatan Kota (Tengah)
    Kecamatan Pesantren (timur).

Dan berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut :

    Sebelah utara: Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Banyakan
    Sebelah selatan: Kecamatan Kandat, kecamatan Ngadiluwih, dan Kec. Semen
    Sebelah timur: Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah
    Sebelah barat: Kecamatan Banyakan dan Kecamatan Semen

Di sini terdapat industri rokok domestik. Perusahaan rokok Gudang Garam yang merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia, sekitar 16.000 warga kediri menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini,selain itu Gudang Garam menyumbangkan pajak dan cukai yang relatif besar terhadap pemkot Kediri. Kota Kediri juga mengembangkan industri skala rumah tangga.
Perekonomian

Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek. Mulai pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga.

Di bidang pariwisata, kota ini mempunyai beragam tempat wisata seperti Kolam Renang Pagora, Water Park Tirtayasa, Dermaga Jayabaya, Goa Selomangleng dan Taman Sekartaji. Selain itu kota Kediri juga menawarkan hiburan jalanan seperti yang bisa di jumpai di Jalan Dhoho ataupun di Taman Sekartaji. Seperti Kota Yogyakarta yang memiliki Malioboro, Kota Kediri juga memiliki Jalan Dhoho dimana di jalan ini bisa dikatakan sebagai salah satu pusat ekonomi di Kediri. Di Jalan Dhoho anda dapat mendapatkan surga belanja bernuansa international seperti di Eropa.

Jalan Dhoho merupakan pusat kota dan pusat perbelanjaan pakaian yang sangat ramai di Kota Kediri. Suasana Jalan Dhoho menyerupai Jalan Malioboro di Yogyakarta, dimana di Jalan Dhoho ini terdapat banyak pedagang nasi tumpang dan pecel lesehan yang hampir tiap malam dipenuhi oleh masyarakat kediri dari kawula muda sampai tua yang mencari hiburan di malam hari dengan nuansa kebersamaan. Selain Jalan Dhoho, Jalan Panglima Sudirman yang hanya beberapa meter saja dari jalan Dhoho menarwakan surga belanja yang hampir sama dengan jalan Dhoho. Jika di Jalan Dhoho didominasi oleh toko-toko atau outlet-outlet ritel seperti butik, distro toko-toko baju, dll maka di Jlaan Panglima Sudirman ini lebih didominasi oleh tempat wisata kuliner walaupun ada juga beberapa outlet ritel di sini seprti Puri Batik dan Busana Muslim NORO, Spa dan butik khusus muslimah, dll. Sedangkan Taman Sekartaji terletak di barat sungai dan merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati Kota Kediri di malam hari sembari menyantap berbagai jajanan yang dijual di sekitar bunderan Sekartaji. Di sekitar bunderan dengan air mancur di tengahnya ini terdapat banyak penjual jagung bakar yang ramai dikunjungi pada malam hari. Selain itu, Kota Kediri juga semakin ramai dengan perbelanjaan modern seperti:

    Kediri Town Square  (Jl. Hasanuddin)
    Kediri Mall (Jl. Hayam Wuruk)
    Ramayana  (Jl. Panglima Sudirman)
    Golden Swalayan & Golden Theatre  (Jl. Hayam Wuruk)
    Dhoho Plaza (Jl. Panglima Sudirman)
    Dhoho Square (Jl. Brigjend Katamso)
    Hayam Wuruk Trade Center (Jl. Hayam Wuruk)
    UFO Mall Elektronik (Jl. Joyoboyo)
    AJBS Swalayan  (Jl. Kilisuci)
    Jayabaya Trade Center (Jl. Jayabaya)
    Mojoroto Indah Trade Center (Jl. Kawi)
    Borobudur Swalayan dan Toserba (Jl. Dhoho)
    Kris Galeri Trade Center (Jl. Brawijaya)
    Plaza Kediri Swalayan (Jl. Yos Sudarso)
    Komplek Ruko Stadion Brawijaya
    Komplek Ruko GOR Jayabaya
    Komplek Ruko Jalan Selomangleng
    dll.


Sebagai kota terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang, banyaknya investor di Kota Kediri semakin menunjukkan bahwa Kota Kediri adalah kota yang sangat potensial untuk berinvestasi. Franchise nasional maupun internasional yang telah meramaikan Kota Kediri, antara lain:

Fast Food

    Pizza Hut (Pertama di Jawa Timur bagian barat)
    Hoka-Hoka Bento (Pertama di Jawa Timur bagian barat)
    Solaria (Pertama di Jawa Timur bagian barat)
    Mokko Factory Donut - Coffee & Yoghurt (Pertama di Jawa Timur)
    McDonald's (Pertama di Jawa Timur bagian barat)
    KFC
    CFC
    Holland Bakery
    Baskin Robbins
    Milk Story
    Doner Kebab
    Ichiban Crepes
    Es Teler 77
    Dundee
    Orange Mart
    dll.


Restoran Keluarga

    Leko Spesialis Iga Sapi Penyet
    Bumbu Desa
    Ayam Bakar Wong Solo
    Bebek Goreng H. Slamet
    Waroeng Steak and Shake
    Huma Ribs Steak and Shake
    Holiday Restaurant
    Waroeng Spesial Sambal (SS)
    Special Belut Surabaya
    Dinasty Steak and Shake
    Gulai Kepala Ikan mas Agus cabang asli dari Solo
    Kampung Nelayan
    Kebon Kota Tropical Resto
    Delicious Resto
    Ayam Bakar dan Kremes Bu Lanny
    Dapur Sambal
    Warung Sambal
    Warung Sambal Bawang
    Joglo Dau
    Ayam Penyet Suroboyo
    Sate Ayam Ponorogo Pak Siboen
    Pempek Bu Rina asli Palembang
    dll.


Kota Kediri menerima penghargaan sebagai kota yang paling kondusif untuk berinvestasi dari sebuah ajang yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat dan kualitas otonomi.[rujukan?] Kediri menjadi rujukan para investor yang ingin menanamkan modalnya di kota yang sedang berkembang. Pertumbuhan ekonomi di kota Kediri begitu pesat, hal ini juga didorong oleh sifat konsumtif masyarakat Kediri. Banyaknya perguruan tinggi swasta dan pondok pesantren menarik banyak pendatang yang secara tidak langsung ikut menggairahkan perekonomian kota ini. Perekonomian di Kota ini juga banyak dipengaruhi oleh aktivitas pondok pesantren besar di pusat kota seperti Pondok Modern Darul Ma'rifat Gontor 3 Kediri, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pondok Pesantren Walibarokah Kediri, Pondok Pesantren Wahidiyah, dsn, di mana setiap awal bulan selalu mengadakan acara pengajian akbar yang mengundang ribuan anggotanya, dll. Selain di bidang Agama Islam, Agama Katolik cukup pesat berkembang di kota ini, ditandai dengan adanya Gua Maria Puh Sarang.


Di bawah kepemimpinan Walikota H.A. Maschut, Kota Kediri mengalami berbagai perubahan, misalnya pembangunan mal terbesar, hotel bintang 4 pertama dan kawasan wisata Selomangkleng bertaraf nasional. Maschut juga merencanakan pembangunan jembatan baru, meresmikan pasar grosir pertama di Kota Kediri, merencanakan jalur lingkar luar Kota Kediri ( Simpang Lima Gumul),dan pembangunan ruko.


Sarana transportasi di Kota Kediri cukup beragam. Selain tersedia angkutan kota (angkot) berwarna kuning, tersedia juga taksi bernama Dhahapura Taxi yang dapat dijadikan alternatif transportasi. Sering kali di berbagai sudut kota bisa ditemui angkutan wisata bernama "Becak Gowes" atau "Mobil Gowes" yang banyak disewakan di beberapa titik di Kota Kediri sebagai sarana wisata sehat dan murah meriah bagi warga Kota Kediri maupun wisatawan yang ingin berkeliling Kota Kediri dengan alternatif transportasi yang berbeda.

Kota Kediri merupakan ibukota dari Karesidenan Kediri yang terdiri dari beberapa kota dan kabupaten yaitu Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Blitar, dan Trenggalek. Sebagai ibukota dari Karesidenan Kediri dan dengan predikat Kota terbesar ketiga di Jawa Timur serta adanya Perusahaan-perusahaan International dan Multinasional di Kediri, serta semakin meningkatnya kunjungan wisata ke Kediri membuat hotel-hotel yang ada di Kediri sering menolak pengunjung karena tidak tersedianya kamar. Akibatnya banyak wisatawan ataupun pendatang yang ingin menginap di Kediri harus berputar hingga ke Kota Blitar yang merupakan bagian dari Karisidenan Kediri. Pembangunan hotel-hotel baru dirasa sangat diperlukan di Kota Kediri yang sedang berkembang pesat ini. Para Investor sepertinya sadar akan hal ini sehingga banyak dibangun kawasan hunian baru berupa perumahan dan villa di sudut-sudut Kota Kediri, walau demikian munculnya hotel-hotel baru dirasa dibutuhkan untuk menjaga stabilitas perkembangan Kota Kediri yang sedang berkembang sangat pesat.

Pendidikan, Sosial, dan Budaya

Di bidang pendidikan, kota ini memiliki puluhan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang salah satunya sudah menyandang Sekolah Berstandar Internasional (SBI), beberapa Perguruan Tinggi lokal, Madrasah, hingga Pondok Pesantren. Pada tahun 2013 mendatang, akan dibangun Kampus IV Universitas Brawijaya di lahan seluas 23 ha di Mrican, Kota Kediri[19]. Pembangunan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lain yang sedang berlangsung adalah pembangunan Politeknik Negeri Kediri. Kehadiran Perguruan-Perguruan Tinggi Negeri ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat Kota Kediri. Universitas Brawijaya Kampus Kediri telah membuka pendaftaran mahasiswa baru sejak tahun 2011 dan sejak tahun itu pula perkuliahan sudah dilaksanakan.

Beberapa Perguruan Tinggi yang berada di Kota Kediri antara lain:

    Universitas Brawijaya (Kampus IV)
    Poltekkes Kemenkes Malang (Prodi Kebidanan)
    Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri
    Universitas Nusantara PGRI(UNP) Kediri
    Institut Ilmu Kesehatan (IIK)
    Universitas Kadiri (UNIK)
    Universitas Islam Kadiri (UNISKA)
    Universitas Islam Tribakti
    Universitas Terbuka
    Akademi Kebidanan Medika Wiyata Kediri
    Politeknik Cahaya Surya
    Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Cahaya Surya
    Sekolah Tinggi Teknik Cahaya Surya
    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cahaya Surya
    Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kediri
    Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Prima Visi
    Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wahidiyah
    Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Kadiri
    dll.

Sebagai Kota Tahu, makanan dan oleh-oleh khas Kota Kediri yang utama terdiri dari stik tahu, tahu takwa (tahu kuning), gethuk pisang, krupuk pasir dan nasi tumpang, pecel, tumpang, bekicot. Selain itu Kota Kedirimendapat predikat Kota Investasi 2003 versi Jawa Pos dan predikat Kota Sehat Nasional 2005 oleh Menteri Kesehatan.

2 komentar:

  1. Mohon dikoreksi, untuk kota besar ketiga nampaknya salah mas, bagaimanapun juga Jember lebih gede dan rame drpd Kediri. Trus untuk status perguruan tinggi Politeknik juga bukan negeri mas, masih dikelola Yayasan yang diketuai P.Maschut. Tks.

    BalasHapus
  2. Wah soal kota terbesar ketiga itu emang sangat subjektif mas. Jember jumlah penduduknya memang lebih banyak dari Kediri, itu karena ada Universitas Jember, jadi rame mahasiswa. Tapi kalau dari faktor lain, Kediri itu lebih berkembang mas. Franchise nasional dan internasional banyak yang sudah ada di Kediri dan tidak ada di Jember. Tapi kembali lagi hal ini soal penilaian dilihat dari faktor apa dulu, jumlah penduduk atau faktor lain. Soal Politeknik, itu memang kenyataannya sedang dibangun Politeknik Negeri Kediri di daerah Selomangleng mas. Saat ini memang namanya masih Politeknik Kediri karena gedung dll masih dalam pembangunan. Nanti kalau gedung udah jadi dan semuanya beres, bakal langsung ganti jadi Politeknik Negeri Kediri. Nuwun.

    BalasHapus